Media Dakwah

BUMIAswaja

Media Dakwah MWCNU Pragaan

Perlu Kearifan untuk Memfilter

Selasa, 24 Desember 2013 09:22 WIB
249x Buletin-khidmah Wacana

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masa kini, telah menjadikan tontonan sebagai tuntunan, dan tuntunan sebagai tontonan. Terlepas dari sisi baiknya, nilai negatif media massa seperti TV dan internet, telah merasuki jiwa manusia tanpa kenal umur, meluluh lantakkan akal, kebiasaan, sopan santun, bahkan peradaban umat. Bagaimana Nahdlatul Ulama memandang fenomena ini? Berikut wawancara singkat Wartawan Khidmah Zubairi El-Karim dan Abd Rafik, dengan Rais Syuriyah PBNU, KH. Masdar Farid Mas’udi.

 

Tontonan jadi tuntunan, tuntunan jadi tontonan, ini gejala apa kiai?

Sekarang ini kadang informasi menjadi tontonan, karena besarnya pengaruh media merasuki cara hidup umat Islam. Di sinilah diperlukan filter yang kuat untuk menghadapi samua itu.

 

Filternya apa kiai?

Ya, filternya adalah kearifan, terutama yang dihayati oleh para pemimpinnya, baik pemimpin agama, pemimpin politik, pemimpin negara, pemimpin suku, dan pemimpin rumah tangga (bapak-ibu). Menjadi pemimpin, salah satu sarat-rukunnya adalah memiliki “kearifan”. Dengan kearifan itulah kita bisa memilah mana yang layak untuk dibuka, dan mana yang tidak. Mana yang layak ditonton, diobral, dan yang tidak. Dengan jiwa kearifan pula kita bisa memilih waktu yang tepat untuk media tontonan kita.

 

Bagaimana cara menerapkan filterisasi itu?

Sekarang ini, proses filterisasi tidak bisa lagi dengan cara pengisolasian. Karena informasi sudah sangat jauh masuk ke rumah-rumah, ke kamar-kamar penduduk. Karena itu, tak ada pilihan lain kecuali menyadarkan diri sendiri dan keluarga untuk memiliki ketahanan diri, memilah dan memilih mana yang penting dan bermanfaat untuk masa depan kita. Yang baik ya, diakses, yang tidak bermanfaat dan merugikan ya, dihindari. Ini harus diberitahukan dan diajarkan kepada keluarga, warga, dan umat.

 

Peran lembaga dan pendidik bagaimana, kiai?

Ya, tentu pendidik adalah penyampai informasi paling efektif, karena setiap hari mereka bertemu dan berhadapan langsung dengan peserta didik. Dengan bertemu secara face to face, tentu hasilnya diharapkan lebih mengena.

Juga diperlukan ketegasan emosi dan kearifan para pemimpin untuk melakukan sensor kolektif pada lingkungan. Mereka perlu memandang fenomena ini (tontonan jadi tuntunan, red.) sebagai bahaya dan berusaha untuk menghindarinya. Kita semua punya tanggung jawab untuk menyadarkan umat ini.

Untungnya, sekarang sudah semakin keluarga-keluarga yang melarang anak-anak nonton TV, kecuali pada hari-hari tertentu, misalnya pada hari libur saja. Kemudian, orang tua juga harus ikut memberi contoh, sehingga anak-anak tidak tercemar oleh informasi yang kurang mendidik. Dengan cara ini, efek negatif TV sudah makin terdistorsi.

 

Apakah dengan begitu, kita perlu membuat media sendiri?

Ah, tidak harus begitu, yang penting adalah peran dan pembuktiannya. Artinya, siapapun bisa memainkan peran di media, baik kiainya, tokohnya, siapapun boleh melakukan hal apapun dan menjadikan apapun sebagai media dakwah keislaman dalam keluarga dan masyarakatnya masing-masing.

 

Dulu, Wali Songo justru menjadikan tontonan menjadi tuntunan, pendapat kiai?

Ya, idealnya memang begitu. Tapi kan, sulit. Semua bentuk tontonan sejatinya memang bisa dijadikan ruh perjuangan. Namun, di era kita sekarang ini, para kapitalis menjadikan media sebagai alat meraih keuntungan semata; asal bisa mendatangkan iklan dan sponsor, apapun dilakukan.  Itulah tantangan besar yang kita hadapi sekarang.

 

Mengenai kecederungan munculnya tema-tema religius dalam sinetron atau film Indonesia, apakah ini termasuk tuntunan?

Ya, tema-tema religius itu baguslah sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan. Media itu ukurannya adalah pesan moralnya, apakah majalah, novel, internet, film, atau apapun namanya. Kalau tidak mampu menyampaikan pesan-pesan moral, ia menjadi tidak bernilai. Jadi, media itu tergantung pada substansi pesan yang terkandung di dalamnya; apakah memiliki pesan moral yang bermanfaat untuk umat atau tidak?

 

Terakhir pesan kiai terhadap warga NU?

Pesan saya kepada warga NU, istiqamahlah dengan tema-tema kebajikan, hidupkan NU dengan merapatkan barisan Nahdliyyin, terutama agar kita lebih banyak bisa berbuat maslahat bagi Islam dan bagi Indonesia. (Zbr-Fik)

  • Ahad, 8 Februari 2015 09:06 WIB Mencium Tangan Guru Dianjurkan

    DISKRIPSI MASALAH Salah satu tradisi warga NU ketika bertemu warga NU lainnya mereka berjabat tangan (asalaman). Bahkan tidak hanya sekedar itu, akan tetapi ada pula yang sampai mencium tangan dengan alasan takdzim, apabila yang mereka jumpai adalah orang alim atau gurunya.   PERTANYAAN Bagaimana

  • Ahad, 8 Februari 2015 08:45 WIB Sosialisasi Korporatisasi Garam Rakyat

    Sosialisasi korporatisasi garam rakyat makin gencar dilakukan PBNU. Seperti yang dilakukan hari Sabtu (7-2-2015) di kantor MWC NU Pragaan, Tim sosialisasi bersama Ketua PCNU Sumenep jumpai petani garam rakyat yang ada di MWC NU Pragaan. Dalam arahannya Ketua Tim Rokib Ismail mengatakan bahwa pemerintah akan

  • Ahad, 1 Februari 2015 22:49 WIB NU Pragaan Mulai Gencarkan Info KARTANU

    Jaddung menjadi ranting NU pertama yang didatangi Tim Kartanu MWC NU Pragaan. Setelah pagi harinya membentuk TIM, sore harinya Ahad (1-2-2015) di kediaman KH. Asnawi Sulaiman PP Al-Ihsan Jaddung TIM Kartanu sosialisasikan Kartanu kepada pengurus dan warga yang ikut perkumpulan ranting. Rais Syuriyah KH. Moh.

  • Sabtu, 31 Januari 2015 22:47 WIB PWNU Ajak PCNU Genjot Kartanu Jilid II

    Meskipun sepanjang pagi diguyur hujan, tak menyurutkan PWNU merapat dengan PCNU dan MWC NU se Kabupaten Sumenep, sabtu (31-01-2015). PWNU sebutkan perolehan Kartanu Sumenep baru 17.000. Jumlah ini masih terbilang sedikit bila dibandingkan dengan PCNU lain. Padahal Sumenep potensi kewargaannya kuat. KH.

  • Rabu, 28 Januari 2015 04:06 WIB LPNU Study Pengelolaan Penggemukan Sapi

    Takut keliru dalam memulai usaha penggemukan ternak, pengurus LPNU adakan study awal pendirian kandang komunal, dan pemeliharaan sapi, pada hari Rabu, 28 Januari 2015. Lokasi study  yang dipilih adalah Kelompok Tani di Pamekasan Madura. Kelompok tani ini telah punya banyak pengalaman mengikuti pendidikan

  • Jumat, 23 Januari 2015 04:10 WIB LPNU Pertajam Program Penggemukan Sapi

    Sehari setelah dilantik, Lembaga Perekonomian NU Pragaan langsung tancap gas gelar rapat lanjutan di Kantor MWC NU Pragaan, Jum’at, 23 Januari 2015 M. Rapat yang dimulai pada jam 15.00 Wib ini mempertajam program unggulan LPNU yaitu penggemukan ternak sapi dengan kandang komunal. Penggemukan sapi dengan

  • Kamis, 22 Januari 2015 15:00 WIB NU Aeng Panas Bangkit Adakan Haul Akbar

    Seolah ingin menepis anggapan ranting NU yang mati, pengurus baru Ranting NU Aeng Panas bangkit mengadakan kegiatan rutin bulanan berupa pengajian kitab dan konsolidasi, bergiliran dari rumah pengurus ke rumah pengurus lainnya. Bulan maulid tahun inipun dengan bangga mengadakan Haul Akbar dan Peringatan Maulid

  • Jumat, 3 Januari 2014 00:02 WIB Menumbuhkan Motivasi dalam Diri

    Oleh Moh. Kurdi Ad-Dhahil, S.Pd.I. *)   Keinginan dan cita-cita hanya bisa diraih jika kita memiliki motivasi yang kuat. Tanpa motivasi, sulit sekali menggapai apa yang kita impikan. Tetapi, banyak di antara kita yang bingun atau belum memahami cara menumbuhkan motivasi dalam diri sendiri. Padahal,

  • Kamis, 2 Januari 2014 10:30 WIB Jalan Mudah menuju Tuhan

    Ahmad Sahidah Berasal dari Lenteng Sumenep, kini menjadi dosen Filsafat dan Etika di Universitas Utara Malaysia   Jalan mudah di atas memiliki dua pengertian. Pertama, umat bisa melakukan sesuatu dengan jalan pintas agar direlai oleh Tuhan. Kedua, umat tidak sulit untuk menjadi hamba-Nya yang

  • Rabu, 1 Januari 2014 03:31 WIB Menegaskan Identitas Melalui Kartanu

    Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Namun, sejak berdirinya hingga kini, populasi warga NU tidak jelas jumlahnya. Ada yang menyebut, warga NU berjumlah 40 juta orang, ada juga yang menyatakan 60 juta, 70 juta, 80 juta, dan seterusnya. Dengan populasi yang

  • Rabu, 1 Januari 2014 01:29 WIB Pesantren dan Hubungan Kiai dengan Santri

    Sudah banyak pengamat dan penulis, baik dari luar maupun dalam negeri, yang berusaha berbicara tentang pesantren. Suatu lembaga pendidikan khas yang dikenal sebagai tempat mencetak ahli-ahli agama (Islam). Istilahnya tafaqquh fiddiin. Umumnya, para pengamat dan penulis tentang pesantren terlalu sederhana

  • Selasa, 24 Desember 2013 09:22 WIB Perlu Kearifan untuk Memfilter

    Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masa kini, telah menjadikan tontonan sebagai tuntunan, dan tuntunan sebagai tontonan. Terlepas dari sisi baiknya, nilai negatif media massa seperti TV dan internet, telah merasuki jiwa manusia tanpa kenal umur, meluluh lantakkan akal, kebiasaan, sopan santun, bahkan

  • Selasa, 24 Desember 2013 09:13 WIB Kerja itu Ibadah

    Merasa dirinya sangat miskin, seorang Ansar datang mengemis kepada Nabi. Setelah ditatap lekat-lekat, Nabi tahu orang itu masih kuat. Maka didorongnya ia untuk bekerja. Apakah kamu punya sesuatu Demi Allah, saya tidak punya apa-apa, wahai Rasulullah, selain secarik kain untuk alas duduk dan alat penutup,

Memuat Data...

Siapkan Identitas
Khusus Warga Kecamatan Pragaan