Media Dakwah

BUMIAswaja

Media Dakwah MWCNU Pragaan

Sedekah - Itu Indah

Sabtu, 26 Desember 2015 09:46 WIB
199x Inspirasi

Kisah Nyata dari Kota Malang

Suatu hari, seorang pria muda menumpang sebuah becak milik seorang kakek yang sudah renta. Pria itu naik becak jarak dekat dan tanpa tawar-menawar tarif. Setelah tiba di tempat tujuan, dia membayar dengan uang pecahan Rp20.000. Tetapi si tukang becak menolaknya. "Tidak usah membayar, nak. Saya ikhlas. Saya cuma bisa shadaqah dengan cara ini," ucap si tukang becak, polos.

Si penumpang sebenarnya kaget. Tapi karena terburu-buru, dia langsung pergi begitu saja, setelah mengucapkan terima-kasih.

Pekan berikutnya, pada hari Jumat juga, pria itu kembali menemui si tukang becak dan minta diantar ke tempat tujuan. Kemudian dia menyodorkan uang Rp200.000, alias 10 kali lipat daripada minggu sebelumnya.

Tapi lagi-lagi si tukang becak itu menolak: "Insya Allah saya ikhlas, nak. Saya cuma bisa shadaqah dengan cara seperti ini."

"Kalau terus-terusan begini, bagaimana dengan istri dan anak-anak bapak? Mau makan apa mereka?" pria muda itu menimpali.

"Alhamdulillah, istri saya juga ikhlas jika tiap hari Jum'at saya bershadaqah dengan cara ini."

"Oh, jadi Bapak tidak mau dibayar pada hari Jum'at saja?" tanya si penumpang, mau memastikan.

"Iya, nak," jawab si tukang becak.

"Rumah bapak dimana?"


"Saya tinggal di Dinoyo, nak. Di belakang bank (sambil menyebutkan alamat lengkapnya)."

Dinoyo adalah sebuah wilayah di Kota Malang, Jawa Timur.

Hari Jum'at berikutnya, pria itu berusaha mencari rumah si tukang becak. Setelah menyusuri gang sempit di samping bank yang ditunjukkan minggu sebelumnya, akhirnya dia menemukan rumah sederhana milik si tukang becak.

Setelah mengetuk pintu, seorang wanita tua yang masih menggunakan mukena (rukuh) keluar menemuinya. Istri si tukang becak itu tampaknya baru saja selesai shalat dhuha.

Hati pria itu bergetar. Bulu kuduknya berdiri. Batinnya menangis. Betapa selama ini, dia yang telah dicukupi kebutuhannya oleh Allah SWT, ternyata jarang bersimpuh kepada-Nya. Jangankan bersedekah atau shalat dhuha, shalat wajib saja masih sering ditinggalkan.

Pria itu kemudian bersalaman dan mencium tangan si wanita tua. Kemudian dia meminta izin untuk meminjam KTPnya dan KTP suaminya. "Maaf nak, Bapak sedang persiapan mau berangkat shalat Jum'at. Kalau boleh tahu, KTP-nya mau dibuat apa, ya..?" Tanya ibu tua itu, penasaran.

"Bapak dan ibu telah membuka mata hati saya. Saya yakin, ini merupakan hidayah Allah SWT kepada saya. Insya Allah bapak dan ibu akan saya daftarkan naik haji bersama saya dan istri saya. Mohon diterima ya, Bu…."

Astaghfirullah….

Itulah keindahan dan keajaiban shadaqah.

Semoga kita mampu meneladani keikhlasan si tukang becak dan istrinya dalam bersedekah. Amin. (Sipe)

  • Sabtu, 26 Desember 2015 09:46 WIB Sedekah - Itu Indah

    Kisah Nyata dari Kota Malang Suatu hari, seorang pria muda menumpang sebuah becak milik seorang kakek yang sudah renta. Pria itu naik becak jarak dekat dan tanpa tawar-menawar tarif. Setelah tiba di tempat tujuan, dia membayar dengan uang pecahan Rp20.000. Tetapi si tukang becak menolaknya. "Tidak usah

Memuat Data...

Siapkan Identitas
Khusus Warga Kecamatan Pragaan