Media Dakwah

BUMIAswaja

Media Dakwah MWCNU Pragaan

Tantangan Pendidikan Islam di Era Millenium

Jumat, 3 Januari 2014 00:28 WIB
310x Buletin-khidmah Gagasan

Oleh Aniyatul Muzdalifah*)


 Tantangan pendidikan Islam saat ini jauh berbeda dengan tantangan pendidikan Islam pada zaman klasik dan pertengahan, baik secara internal maupun eksternal. Tantangan pendidikan Islam di zaman klasik dan pertengahan cukup berat, namun secara psikologis dan ideologis lebih mudah diatasi. Secara internal, ummat Islam pada masa masa klasik masih fresh (segar). Masa kehidupan mereka dengan sumber ajaran Islam, yakni Al-Qur’an dan al-Sunnah, masih dekat. Semangat dalam berjuang memajukan Islam juga masih amat kuat. Sedangan secara eksternal, ummat Islam belum menghadapi ancaman yang serius dari negara-negara lain, mengingat keadaan negara-negara lain (Eropa dan Barat) masih belum maju seperti sekarang.

Tantangan pendidikan Islam di zaman sekarang, selain menghadapi pertarungan ideologi-ideologi besar dan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, juga arus globalisasi saat ini menimbulkan berbagai macam perubahan pola dari segala aspek kehidupan. Di era sekarang, dunia pendidikan mau tak mau harus menerima perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang sebagian besar bersumber dari negara-negara Barat. Tidak mungkin teknik pendidikan Islam hanya dilakukan melalui cara-cara lama seperti ceramah dalam menyampaikan materi. Tetapi, pendidikan yang berbasis teknologi mutlak diperlukan, seperti melalui LCD, laboratorium bahasa, dsb.

Menurut Daniel Bell, di era globalisasi saat ini, keadaan dunia ditandai oleh lima kecenderungan: Pertama, kecenderungan integrasi ekonomi yang menyebabkan terjadinya persaingan bebas dalam dunia pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan saat ini tidak hanya ditujukan untuk mencerdaskan bangsa, memberdayakan manusia atau mencetak manusia yang berakhlak baik, melainkan juga untuk menghasilkan manusia-manusia yang economic minded, dan penyelenggaraannya untuk mendapatkan keuntungan material yang sebesar-besarnya.

Kedua, kecenderungan fragmentasi politik yang menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan dan harapan dari masyarakat. Mereka semakin membutuhkan perlakuan yang adil, demokratis, egaliter, transparan, akuntabel, cepat, tepat, dan profesional.

Ketiga, kecenderungan penggunaan teknologi tinggi (high technologie) khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti computer, laptop, gadget, dsb. Kehadiran TIK menyebabkan terjadinya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih cepat, tidak dibatasi waktu dan tempat. Sementara itu, peran dan fungsi tenaga pendidik juga bergeser menjadi semacam fasilitator, katalisator, motivator, dan dinamisator. Peran pendidik saat ini tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pengetahuan (agen of knowledge). Keadaan ini pada gilirannya mengharuskan adanya model pengelolaan pendidikan yang berbasis TIK.

Keempat, kecenderungan Interdependensi (kesaling-tergantungan), yaitu suatu keadaan di mana seseorang baru dapat memenuhi kebutuhannya apabila dibantu oleh orang lain. Berbagai siasat dan strategi yang dilakukan negara-negara maju untuk membuat negara-negara berkembang bergantung kepadanya. Ketergantungan ini juga terjadi di dunia pendidikan. Adanya badan akreditasi pendidikan, baik pada tingkat nasional maupun internasional, selain dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, juga menunjukkan ketergantungan lembaga pendidikan terhadap pengakuan dari pihak eksternal.

Kelima, kecenderungan munculnya penjajahan baru dalam bidang kebudayaan (new colonization in culture) yang mengakibatkan terjadinya pola pikir (mindset) masyarakat pengguna pendidikan, dari yang semula belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan intelektual, moral, fisik, dan psikisnya, berubah menjadi belajar untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan yang besar. Kecenderungan budaya yang demikian itu menyebabkan ajaran agama yang bersifat normatif dan menjanjikan masa depan yang baik (di akhirat) kurang diminati. Keadaan ini mengharuskan para guru atau ahli agama untuk melakukan reformulasi, reaktualisasi, dan kontekstualisasi terhadap ajaran agama, sehingga ajaran agama akan lebih efektif dan transformatif.

Lembaga pendidikan Islam tidak boleh hanya berpangku tangan melihat fenomena ini, harus lebih terampil dalam menyelenggarakan pendidikan. Pertama, Pendidikan Islam membutuhkan sumber daya manusia yang handal, artinya ahli dalam pengaplikasian dan tidak hanya ahli dalam presentasi saja.

Kedua, memiliki komitmen dan etos kerja yang tinggi. komitmen untuk memperjuangkan umat Islam untuk selamat dari tantangan yang setiap hari semakin menggerogoti budaya Islam. Keteguhan hati sangat penting untuk mengaplikaiskan pendidikan Islam yang sudah diuploud oleh umat Islam sendiri.

Untuk dapat melakukan tugas ini, pendidikan Islam membutuhkan unit penelitian dan pengembangan (research and development) yang terus berusaha meningkatkan dan mengembangkan pendidikan Islam. Hanya dengan usaha yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan itulah, pendidikan Islam akan dapat merubah tantangan menjadi peluang. Semoga!

 

*) Santri PP. Nurul Jadid dan Mahasiswi semester II STT Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

  • Ahad, 8 Februari 2015 09:06 WIB Mencium Tangan Guru Dianjurkan

    DISKRIPSI MASALAH Salah satu tradisi warga NU ketika bertemu warga NU lainnya mereka berjabat tangan (asalaman). Bahkan tidak hanya sekedar itu, akan tetapi ada pula yang sampai mencium tangan dengan alasan takdzim, apabila yang mereka jumpai adalah orang alim atau gurunya.   PERTANYAAN Bagaimana

  • Ahad, 8 Februari 2015 08:45 WIB Sosialisasi Korporatisasi Garam Rakyat

    Sosialisasi korporatisasi garam rakyat makin gencar dilakukan PBNU. Seperti yang dilakukan hari Sabtu (7-2-2015) di kantor MWC NU Pragaan, Tim sosialisasi bersama Ketua PCNU Sumenep jumpai petani garam rakyat yang ada di MWC NU Pragaan. Dalam arahannya Ketua Tim Rokib Ismail mengatakan bahwa pemerintah akan

  • Ahad, 1 Februari 2015 22:49 WIB NU Pragaan Mulai Gencarkan Info KARTANU

    Jaddung menjadi ranting NU pertama yang didatangi Tim Kartanu MWC NU Pragaan. Setelah pagi harinya membentuk TIM, sore harinya Ahad (1-2-2015) di kediaman KH. Asnawi Sulaiman PP Al-Ihsan Jaddung TIM Kartanu sosialisasikan Kartanu kepada pengurus dan warga yang ikut perkumpulan ranting. Rais Syuriyah KH. Moh.

  • Sabtu, 31 Januari 2015 22:47 WIB PWNU Ajak PCNU Genjot Kartanu Jilid II

    Meskipun sepanjang pagi diguyur hujan, tak menyurutkan PWNU merapat dengan PCNU dan MWC NU se Kabupaten Sumenep, sabtu (31-01-2015). PWNU sebutkan perolehan Kartanu Sumenep baru 17.000. Jumlah ini masih terbilang sedikit bila dibandingkan dengan PCNU lain. Padahal Sumenep potensi kewargaannya kuat. KH.

  • Rabu, 28 Januari 2015 04:06 WIB LPNU Study Pengelolaan Penggemukan Sapi

    Takut keliru dalam memulai usaha penggemukan ternak, pengurus LPNU adakan study awal pendirian kandang komunal, dan pemeliharaan sapi, pada hari Rabu, 28 Januari 2015. Lokasi study  yang dipilih adalah Kelompok Tani di Pamekasan Madura. Kelompok tani ini telah punya banyak pengalaman mengikuti pendidikan

  • Jumat, 23 Januari 2015 04:10 WIB LPNU Pertajam Program Penggemukan Sapi

    Sehari setelah dilantik, Lembaga Perekonomian NU Pragaan langsung tancap gas gelar rapat lanjutan di Kantor MWC NU Pragaan, Jum’at, 23 Januari 2015 M. Rapat yang dimulai pada jam 15.00 Wib ini mempertajam program unggulan LPNU yaitu penggemukan ternak sapi dengan kandang komunal. Penggemukan sapi dengan

  • Kamis, 22 Januari 2015 15:00 WIB NU Aeng Panas Bangkit Adakan Haul Akbar

    Seolah ingin menepis anggapan ranting NU yang mati, pengurus baru Ranting NU Aeng Panas bangkit mengadakan kegiatan rutin bulanan berupa pengajian kitab dan konsolidasi, bergiliran dari rumah pengurus ke rumah pengurus lainnya. Bulan maulid tahun inipun dengan bangga mengadakan Haul Akbar dan Peringatan Maulid

  • Kamis, 2 Januari 2014 11:01 WIB Fiqh Luar Angkasa

    Sungguh mengagumkaaan, tahun 2000. Begitulah lirik terakhir sebuah qasidah yang sangat populer pada dekade 1990-an. Pembaca Khidmah yang lahir pada dekade tersebut, tentu akrab dengan lagu Nasida Ria ini. Apa yang digambarkannya, kini menjadi kenyataan. Ya, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masa

  • Rabu, 1 Januari 2014 03:36 WIB Revitalisasi Pendidikan

    (Menumbuhkembangkan Kecintaan terhadap Pendidikan Agama) Memanusiakan manusia. Inilah mungkin definisi pendidikan yang kiranya tidak usah diperdebatkan. Semua tokoh pendidikandari Muhammad Natsir sampai tokoh pendidikan saat iniseakan meng-iya-kan pemaknaan pendidikan tersebut. Manusia harus menemukan jati

  • Selasa, 31 Desember 2013 10:36 WIB Mengais Barokah di Negeri Seberang

    Pada saat itulah aku, Arai dan Jimbon mengkristalkan harapan agung kami dalam satu statement yang sangat ambisius: cita-cita kami adalah ingin ke Prancis! Ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajahi Eropa sampai ke Afrika. Bagi Anda yang pernah membaca novel Sang Pemimpi

Memuat Data...

Siapkan Identitas
Khusus Warga Kecamatan Pragaan