Perangkat Organisasi NU yang Punah
esoftHMD333x Buletin-khidmah Khazanah-nu
Sebagai sebuah organisasi, sejak awal kelahirannya NU memiliki beberapa perangkat organisasi yang bertugas melaksanakan kebijakan atau kegiatan tertentu. Dalam NU, perangkat organisasi dibagi menjadi Badan Otonom (Banom), Lembaga, dan Lajnah.
Badan Otonom adalah perangkat organisasi yang berfungsi melakukan kebijakan yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan beranggotakan perorangan. Misalnya Jam’iyatul Qurra wal Huffadh yang melaksanakan kebijakan pada kelompok qari/qariah dan hafidh/hafidhah; Muslimat yang melaksanakan kebijakan pada anggota perempuan NU, dll.
Lembaga adalah perangkat departemen organisasi yang berfungsi sebagai pelaksana kebijakan yang berkaitan dengan bidang tertentu. Misalnya Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) yang melaksanakan kebijakan di bidang pengkajian dan pengembangan sumberdaya manusia; Lembaga Bahtsul Masail (LBM) yang membahas dan memecahkan masalah-masalah maudlu’iyah (tematik) dan waqi’iyah (real) yang memerlukan kepastian hukum, dll.
Lajnah (komisi) adalah perangkat organisasi untuk melaksanakan program yang memerlukan penanganan khusus. NU hanya memiliki dua lajnah, yaitu 1) Lajnah Falakiyah yang bertugas mengurus masalah hisab dan rukyah, dan 2) Lajnah Ta’lif wan Nasyr (LTN) yang bertugas mengembangkan penulisan, penerjemahan, dan penerbitan kitab/buku, serta media informasi menurut paham Ahlussunnah Waljamaah.
Dalam perjalanannya, NU pernah memiliki beberapa perangkat organisasi yang kini sudah tidak ada, baik karena disatukan dengan perangkat lain, tidak diperlukan lagi, atau memang tidak bisa berkembang. Namun demikian, perangkat-perangkat tersebut memiliki andil tersendiri dalam perkembangan NU.
Â
Himpunan Pengusaha Muslimin Indonesia (HPMI)
Sebuah perangkat perkumpulan para pengusaha NU yang didirikan pada awal tahun 1960-an. Diketuai oleh Rachmat Multomiseno, seorang ekonom dan politisi terkenal NU. Namun HPMI tidak bisa berkembang besar dan tenggelam.
Â
Ikatan Seni Hadrah Republik Indonesia (ISHARI)
Salah satu badan otonom NU yang menaungi pecinta seni hadrah (terbang), termasuk didalamnya hadrah Banjari dan terbang jidor. Tidak diketahui kapan berdirinya. Namun, pada Muktamar NU Solo (1962), ISHARI Jawa Timur mengirimkan 100 “penerbang” terbaikinya untuk memeriahkan pelaksanaan Muktamar. Pada Muktamar ke-30 di Kediri (1999), ISHARI digabung dengan Lesbumi menjadi Lembaga Seni Budaya NU (LSB NU).
Dalam Muktamar ke-31 di Solo (2004), LSB NU dibubarkan dan Lesbumi dihidupkan kembali dengan status sebagai Lembaga. Sedangkan ISHARI dinaungi oleh salah satu Banom NU yang membidangi para pecinta tarekat, Jam’iyah Ahli Thariqah al-Mu’tabarah.
Â
Ikatan Sarjana Islam Indonesia (ISII)
Banom NU ini didirkan sekitar awal 1960-an. Diketuai oleh HM. Subchan ZE dengan Thoha Abdurrahman sebagai sekretaris. Namun dalam perkembangannya ISII tidak bisa berkembang menjadi besar, bahkan akhirnya tenggelam. Pada tahun 1999, Ikatan Sarjana NU (ISNU) dideklarasikan sebagai wadah para sarjana dan kaum cendikiawan NU. Sebagai catatan, ISNU merupakan perkembangan dari Forum Silaturrahmi Sarjana NU (FOSSNU) yang dirintis para sarjana NU Jawa Timur pada tahun 1996.
Â
Lembaga Sosial Mabarrot (LSM/Mabarrot)
Salah satu lembaga NU yang didirikan pada thun 1961. Lembaga ini menangani pelayanan sosial dan kesehatan, misalnya tentang bantuan kepada masyarakat yang tertimpa bencana alam, merawat penyandang cacat, dlsb. Penangan Mabarrot bersifat santunan.
Sejak tahun 1970 lembaga ini mengalami kevakuman panjang dan dihidupkan kembali pada saat Muktamar Yogyakarta tahun 1989. Tapi lagi-lagi lembaga ini sering vakum. Akhirnya, pada Muktamar ke-31 di Solo (2004), LSM dihapuskan dari daftar perangkat organisasi dan segala kegiatan LSM yang berkaitan dengan sosial diserahkan pada Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU), sedangkan yang berkaitan dengan kesehatan diserahkan pada lembaga baru, Lembaga Pelayanan Kesehatan NU (LPKNU)
Â
Persatuan Pengasuh Rakyat Muslimin Indonesia (Pepermi)
Sebuah Banom yang menyasar para pegawai pamong praja di Indonesia, semacam Korpri. Didirikan pada tahun 1960-an yang pertama kali diketuai oleh Bupati Tuban, KH. Musta’in. Saingan terberatnya adalah Serikat Sekerja Kementerian Dalam Negeri (SSKDN) yang diperuntukkan bagi pegawai di lingkungan Separtemen Dalam Negeri dan banyak digunakan orang-orang PNI. Nama Pepermi menghilang setelah pemerintah Orba mengahruskan seluruh pegawai negeri bergabung ke dalam organisasi Korpri.
Â
Persatuan Guru NU (Pergunu)
Merupakan Banom NU yang menaungi para guru dan ada sejak tahun 1952, namun baru disahkan sebagai Banom pada tahun 1958. Ketua pertamanya adalah KH. Basori Alwi. Ketika pemerintah orba menyederhanakn seluruh organisasi guru untuk bergabung dalam PGRI, Pergunu-pun mati dengan sendirinya.
Â
Lajnah Pemilihan Umum NU (Lapunu)
Khusus menangani persoalan pemilu, mulai dari pendaftaran, sosialisai, kampanye, hingga pemenangan pemili. Lapunu ada di saat NU masih menjadi parpol sendiri, menjelang pemilu 1955 dan pemilu 1971. Setelah pemilu 1971, Lapunu tidak lagi terdengar kabarnya, karena partai NU sudah tidak ada lagi.
Â
Serikat Nelayan Muslimin Indonesia (Sernemi)
Merupakan Banom NU yang berdiri pada tahun 1960-an dan membidangi kamum nelayan NU. Banom ini tidak sempat besar, hanya banyak muncul di daerah Jawa Timur saja. Dalam berbagai masalah, Sernemi banyak berjalan seiring dengan Persatuan Tani NU (Pertanu, kini Lembaga Pengembangan Pertanian NU ‘LP2NU’) mengingat ada beberapa bidang garapan yang memiliki kesamaan, seperti tambak, dlsb. (zuq)