Menebar Cahaya Di Jantung Kota
Asr286x Buletin-khidmah Majelis-ilmu
Melihat Lebih Dekat PP. Mathali’ul Anwar Al-Islami Pangarangan Sumenep
Â
Sore itu, kami menyusuri Jalan Kartini Gang VI Desa Pangarangan Kota Sumenep. Tujuan kami adalah PP. Mathali’ul Anwar Al-Islami, sebuah pesantren yang bejarak setengah kilometer ke arah timur jantung kota Sumenep. Ketika ayunan kaki memasuki gerbang utara pondok, matahari belum tenggelam di balik menara masjid. Bersamaan dengan itu, pandangan kami tertuju ke halaman masjid, dimana para santri sedang berolahraga futsal. Sementara di sebelah timur, di halaman sekolah, terlihat beberapa santri sedang bermain bulu tangkis. Setiap hari Jum’at (pagi-sore) dan Sabtu (sore), para santri memang diperkenankan berolahraga. Mereka memanfaatkan waktu senggang dengan mengolah jasmani.
Begitu memasuki ruang tamu kediaman pengasuh, beberapa santri berpakaian dan berkopiah putih dengan tawadhu’ dan penuh khidmad, mengikuti pengajian kitab yang didampaikan pengasuh PP. Mathali’ul Anwar, KH. Said Abdullah. Setidaknya nama Kiai Said itulah yang dikenal masyarakat Sumenep, sekalipun nama yang tertulis di kediaman beliau maupun di kantor pesantren adalah KH. Abus Suyuf Ibnu Abdillah.
PP. Mathali’ul Anwar didirikan oleh al-maghfurlah K.H. Abdullah bin Husain pada tahun 1930 M, atau dalam riwayat lain pada tahun 1933 M. Beliau mendirikan pesantren ini bertujuan untuk mengembangkan syiar Islam di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Pada awal berdirinya, sistem pendidikan di pesantren seluas 0,5 ha. ini masih menggunakan metode salaf (sorogan dan bandongan). Materinya bepusat pada kajian kitab kuning. Meski demikian, santri yang berkeinginan menimba pendidikan formal seperti PGA (Pendidikan Guru Agama, setingkat SMA saat ini) diizinkan menimba ilmu di luar pondok.
Pada tahun 1985, K. Abdullah bin Husain menunjuk puteranya, KH. Said Abdullah, yang baru pulang dari pesantren untuk melanjutkan estafet kepengasuhan. Seiring perjalanan waktu, para santri terus bertambah. Pesantren yang memiliki visi mencetak santri yang beriman, bertaqwa kepada Allah, dan berakhlaqul karimah itu, saat ini membina 250 orang santri putra dan 230 santri putri. Mayoritas santri tersebut adalah siswa di bangku SMA Mathali’ul Anwar. Sementara santri yang duduk di bangku SMP, yang berjumlah 102 orang, diasramakan di Jalan Meranggi, sebelah selatan pesantren, yang di asuh K.H. Mohammad Shaleh dan K.H. Mahfudz. Konon, menurut catatan sejarah, di Jalan Meranggi inilah awal mula PP. Mathali’ul Anwar bersemi.
Madrasah Diniyah merupakan ruh setiap pondok pesantren. PP. Mathali’ul Anwar juga mengelola Madrasah Diniyah yang terdiri dari beberapa tingkatan dengan kurikulum khas pesantren. Materi pembelajarannya pun merupakan materi kitab-kitab klasik, sebagaimana di pesantren lain. Yang sedikit berbeda adalah keberadaan Ma’had Aly, karena tidak banyak pesantren yang mampu melaksanakannya.
Ma’had Aly adalah lembaga pendidikan yang menekankan pada pendalaman kitab kuning, diperuntukkan bagi santri yang telah berstatus ustadz di Madrasah Diniyah. Kitab yang dikaji di antaranya: Tajridus Sharih, Kifayatul Akhyar, Tuhfatut Thullab, dll. Kajian tersebut diasuh oleh K.H. Fadlan Masykuri, putra K.H. Abdurrahman. Selain beliau, Ma’had Aly juga mengundang kiai lain untuk memberi materi.
Kajian kitab kuning yang dilaksanakan di PP. Mathali’ul Anwar tidak hanya diperuntukkan bagi santri saja. Para tetangga, alumni, dan simpatisan dipersilahkan mengikuti semua kegiatan tersebut. Hal ini terbukti dengan keikutsertaan kaum non-santri dalam kegiatan kajian kitab yang telah terjadwal rapi. Malam Sabtu, kitab yang dikaji adalah Uqudul Lujjayn dan Hujjatu Ahlis Sunnah Waljamaah. Pada malam Ahad, dikaji kitab Mafahim, Minhajul ‘Abidin, dan Riyadush Shalihin. Sedangkan Ayatul Ahkam dikaji setiap sore hari kecuali hari Jum’at. Sementara di pagi hari, kitab yang kaji adalah Kifayatul Akhyar dan Tajridus Sharih, yang dilaksanakan setelah para santri menyelesaikan tadarus Al-Quran.
Selain pendidikan non-formal, pesantren ini juga dilengkapi tiga lembaga pendidikan formal, yaitu TPQ, SMP, dan SMA. Dalam kegiatan belajar-mengajar, SMP dan SMA Mathali’ul Anwar berpedoman pada Kurikulum Nasional. Namun begitu, sebagai unit pendidikan yang berada di lingkungan pesantren, mata pelajaran ala pesantren diintegrasikan ke dalam kurikulum, seperti nahwu, sharraf, fiqh, dll.
Selain itu, ada dua kegiatan yang diorientasikan untuk mendukung program pendidikan tersebut. Pertama, sebelum berangkat tidur, para santri melakukan Shalat Hajat dan diikuti pembacaan ratibul haddad secara berjamaah. Kedua, pelaksanaan hafalan Al-Quran bagi santri yang berminat.
Di samping kegiatan pendidikan, PP. Mathali’ul Anwar juga melaksanakan kegiatan keterampilan. Hal ini dirasa penting mengingat keragaman minat para santri. Sebagai pelatihan dakwah, secara bergilir para ustadz memberikan ceramah agama setiap selesai membaca Maulid ad-Diba’i (pada malam Jumat) dan setiap pagi hari yang disiarkan secara luas melalui Rama FM.
Latihan Bela Diri Pagar Nusa juga rutin diadakan setiap minggu. Juga latihan pidato 3 bahasa, tulis-menulis, tilawatil Quran, berbagai macam kegiatan olahraga, pramuka, pelatihan menjahit, dll. Telah banyak prestasi yang diraih oleh santri-santri PP. Mathali’ul Anwar, di antaranya menjuarai lomba Karya Tulis Ilmiah Propinsi Jawa Timur tahun 2005 – 2006, Juara IV Lomba Mading Se Kabupaten Sumenep tahun 2012, dan lain sebagainya.
Keragaman kegiatan, baik pendidikan maupun keterampilan, tentu saja membutuhkan media pembelajaran. Hingga saat ini, PP. Mathali’ul Anwar telah memiliki sebuah masjid, tiga mushalla, duapuluh ruang kelas, tiga ruang gudang, tiga unit koperasi pesantren (kopontren), satu ruang perpustakaan, satu ruang laboratorium komputer, lapangan olahraga, dan satu tempat pengolahan sampah. Sedangkan asrama santri yang berjumlah 58 kamar, sebagian bertingkat karena area perkotaan yang tergolong sempit. Tentu saja semua itu telah dilengkapi berbagai peralatan guna menunjang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan, seperti mesin jahit, komputer, proyektor, dll.
Untuk mempererat ukhuwah dengan para alumni, dibentuklah Ikatan Alumni PP. Mathali’ul Anwar yang disingkat IKAMA. Melalui IKAMA, acara silaturrahim diselenggarakan setiap tiga bulan sekali secara bergantian di setiap kecamatan. Acara diisi dengan pembacaan tahlil dan mau’idzah hasanah dari para pengasuh. (zbr/zuq)