Media Dakwah

BUMIAswaja

Media Dakwah MWCNU Pragaan

Ummu Salim, Wanita Maskawin Islam

Rabu, 1 Januari 2014 03:59 WIB
218x Buletin-khidmah Uswah

Ummu Salim menjadi janda setelah ditinggal minggat oleh Malik, suaminya.  Ia bertolak ke Syria setelah mengetahui Rasulullah mengharamkan khamar, minuman keras kesukaannya, dan meninggal di sana dalam sebuah kecelakaan. Maka tinggallah wanita ini bersama seorang putranya, Anas ibn Malik.

Ummu Salim kemudian dilamar Abu Thalhah, tapi tidak langsung menerima. “Lelaki sepertimu sebetulnya tak layak ditolak. Hanya sayang, kau kafir sedangkan aku Islam. Pantang bagiku kawin dengan orang kafir.”

Tahu Ummu Salim minta maskawin masuk Islam, Abu Thalhah segera menemui Rasulullah saw. Diceritakannya apa yang tadi dikatakan Ummu Salim, dan ia pun lalu dikawinkan oleh Rasulullah dengan maskawin memeluk Islam.

Berdua mereka arungi kehidupan rumah tangga dengan bahagia. Apalagi setelah itu Allah meramaikan rumah tangga mereka dengan seorang anak laki-laki. Tak terukur kedalaman cinta Abu Thalhah kepada putranya itu. Tak heran bila ia merasa sangat terpukul saat menatap putranya sakit keras.

Menjelang Subuh Abu Thalhah bangun, lalu ke masjid. Hari itu ia tinggal bersama beliau sampai menjelang tengah hari. Setelah itu ia pulang sebentar, tidur sejenak dan makan. Usai salat lohor ia pergi lagi sampai sore, pulang sebentar, lalu berangkat lagi menemui Rasulullah—dalam riwayat lain pergi ke masjid. Pada saat itulah putranya yang terbaring sakit menghembuskan nafas terakhir.

Ummu Salim berpikir sejenak, lalu memutuskan, “Abu Thalhah tidak boleh mendengar berita buruk ini dari orang lain. Aku sendirilah yang harus menyampaikan langsung kepadanya.” Dibentangkannya selembar kain di atas mayat putranya dan ditaruhnya di kamar samping.

Tak lama setelah itu Abu Thalhahdatang bersama beberapa orang sahabat. “Bagaimana putraku?” tanyanya.

“Sudah tak mengeluh lagi. Mungkin ia sedang tidur,” jawab sang istri.

Sementara Abu Thalhah menuju tempat tidur, Ummu Salim menghias diri jauh  lebih molek daripada hari-hari sebelumnya. Baru setelah itu ia masuk ke kamar menuju tempat tidur bersama suaminya. Sebagai laki-laki tentu saja Abu Thalhah langsung terbuai oleh siraman aroma istrinya.

Di penghujung malam Ummu Salim berbisik kepada Ab? Thalhah, “Suamiku,  jika ada orang meminjamkan sesuatu kepada orang lain, kemudian orang itu memintanya kembali, menurutmu apakah orang lain itu berhak menolak?”

“Tidak,” jawab Ab? Thalhah.

Lalu Ummi Salim melanjutkan, “Allah Swt. telah meminjamkan kepadamu seorang putra, dan kini Dia telah menariknya kembali ke pangkuan-Nya. Maka sabarlah dan jangan bersedih!”

Ia marah sekali mendengar ucapan istrinya itu. “Sampai hati kau melakukan ini, sementara kau biarkan aku tidak mengetahui kematian anakku!” katanya dengan nada emosi. Tetapi, ia segera menyadari betapa luhur apa yang diperbuat istrinya itu. Segera ia mengucap Innalill?h dan bersyukur kepada Allah.

Pagi pun tiba. Abu Thalhah bergegas mandi lalu berangkat menuju Rasulullah saw. Ia salat bersama beliau. Ia ceritakan kematian putranya dan apa yang dilakukan istrinya. Rasulullah saw. lalu berdoa, “Semoga Allah memberkahi malam yang telah kalian lalui bersama.”

Ternyata, malam itu benar-benar memberi berkah. Ummu Salim hamil, dan itu membuat dirinya tak bisa lepas dari Rasulullah. Ke mana pun beliau pergi selalu ia ikuti. “Kalau sudah lahir nanti, bawa anakmu kepadaku,” demikian pesan Rasulullah kepada Ummu Salim.

Maka, begitu bayi itu lahir, Ummu Salim segera teringat pesan Rasulullah. Ia berkata kepada putranya, Anas, “Jangan kasih apa pun sebelum bayi ini dibawa kepada Rasulullah saw.” Anas menceritakan kalau semalaman bayi itu menangis. Tetapi, dengan telaten ia melindunginya sampai pagi.

Ummu Salim memberi Anas beberapa butir kurma untuk dibawa kepada Rasulullah bersama bayinya. Saat Anas datang, kebetulan beliau yang masih mengenakan gaun selimut sedang mengurus unta atau kambingnya.

Rasulullah lalu mengambil kurma yang dibawa Anas, mengunyahnya sampai bercampur ludah, menciduknya dari mulut beliau lalu memasukkannya ke mulut si bayi. Dengan demikian, si bayi telah mencecap manisnya kurma sekaligus ludah Rasulullah sekaligus sebelum mencecap sesuatu yang lain. Ini sekaligus menjadikan bayi itu sebagai bayi pertama yang ususnya dibuka dengan ludah Rasulullah saw. Beliau memberinya nama ‘Abd Allah.

Kelak di belakang hari, tak ada pemuda yang lebih agung daripada dia. Dan darinya pula banyak laki-laki ternama lahir mengisi lembaran sejarah Islam. ‘Abd Allah sendiri kemudian gugur sebagai syahid dalam sebuah pertempuran di Persia.

  • Ahad, 8 Februari 2015 09:06 WIB Mencium Tangan Guru Dianjurkan

    DISKRIPSI MASALAH Salah satu tradisi warga NU ketika bertemu warga NU lainnya mereka berjabat tangan (asalaman). Bahkan tidak hanya sekedar itu, akan tetapi ada pula yang sampai mencium tangan dengan alasan takdzim, apabila yang mereka jumpai adalah orang alim atau gurunya.   PERTANYAAN Bagaimana

  • Ahad, 8 Februari 2015 08:45 WIB Sosialisasi Korporatisasi Garam Rakyat

    Sosialisasi korporatisasi garam rakyat makin gencar dilakukan PBNU. Seperti yang dilakukan hari Sabtu (7-2-2015) di kantor MWC NU Pragaan, Tim sosialisasi bersama Ketua PCNU Sumenep jumpai petani garam rakyat yang ada di MWC NU Pragaan. Dalam arahannya Ketua Tim Rokib Ismail mengatakan bahwa pemerintah akan

  • Ahad, 1 Februari 2015 22:49 WIB NU Pragaan Mulai Gencarkan Info KARTANU

    Jaddung menjadi ranting NU pertama yang didatangi Tim Kartanu MWC NU Pragaan. Setelah pagi harinya membentuk TIM, sore harinya Ahad (1-2-2015) di kediaman KH. Asnawi Sulaiman PP Al-Ihsan Jaddung TIM Kartanu sosialisasikan Kartanu kepada pengurus dan warga yang ikut perkumpulan ranting. Rais Syuriyah KH. Moh.

  • Sabtu, 31 Januari 2015 22:47 WIB PWNU Ajak PCNU Genjot Kartanu Jilid II

    Meskipun sepanjang pagi diguyur hujan, tak menyurutkan PWNU merapat dengan PCNU dan MWC NU se Kabupaten Sumenep, sabtu (31-01-2015). PWNU sebutkan perolehan Kartanu Sumenep baru 17.000. Jumlah ini masih terbilang sedikit bila dibandingkan dengan PCNU lain. Padahal Sumenep potensi kewargaannya kuat. KH.

  • Rabu, 28 Januari 2015 04:06 WIB LPNU Study Pengelolaan Penggemukan Sapi

    Takut keliru dalam memulai usaha penggemukan ternak, pengurus LPNU adakan study awal pendirian kandang komunal, dan pemeliharaan sapi, pada hari Rabu, 28 Januari 2015. Lokasi study  yang dipilih adalah Kelompok Tani di Pamekasan Madura. Kelompok tani ini telah punya banyak pengalaman mengikuti pendidikan

  • Jumat, 23 Januari 2015 04:10 WIB LPNU Pertajam Program Penggemukan Sapi

    Sehari setelah dilantik, Lembaga Perekonomian NU Pragaan langsung tancap gas gelar rapat lanjutan di Kantor MWC NU Pragaan, Jum’at, 23 Januari 2015 M. Rapat yang dimulai pada jam 15.00 Wib ini mempertajam program unggulan LPNU yaitu penggemukan ternak sapi dengan kandang komunal. Penggemukan sapi dengan

  • Kamis, 22 Januari 2015 15:00 WIB NU Aeng Panas Bangkit Adakan Haul Akbar

    Seolah ingin menepis anggapan ranting NU yang mati, pengurus baru Ranting NU Aeng Panas bangkit mengadakan kegiatan rutin bulanan berupa pengajian kitab dan konsolidasi, bergiliran dari rumah pengurus ke rumah pengurus lainnya. Bulan maulid tahun inipun dengan bangga mengadakan Haul Akbar dan Peringatan Maulid

  • Jumat, 3 Januari 2014 00:55 WIB Imam al-Ghazali dan Penjual Daging

    Suatu hari, Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali shalat berjemaah bersama adiknya, Imam Ahmad. Al-Ghazali menjadi imam dan adiknya menjadi makmum. Tapi, di tengah-tengah shalat, Imam Ahmad mufaraqah (memisahkan diri) dan shalat sendirian. "Mengapa engkau mufaraqah" tanya Al-Ghazali

  • Kamis, 2 Januari 2014 11:09 WIB Dua Penambang Pasir

    Pagi itu, masyarakat bergotong-royong menggali tanah. Ada yang menumpuk batu-batu yang berserakan. Ada juga yang membabat semak belukar. Hujan deras yang tadi malam mengguyur kampung kecil itu, menyebabkan areal pemakaman yang terletak di atas bukit mengalami longsor. Makam-makam tua yang terletak di bibir

  • Rabu, 1 Januari 2014 03:59 WIB Ummu Salim, Wanita Maskawin Islam

    Ummu Salim menjadi janda setelah ditinggal minggat oleh Malik, suaminya. Ia bertolak ke Syria setelah mengetahui Rasulullah mengharamkan khamar, minuman keras kesukaannya, dan meninggal di sana dalam sebuah kecelakaan. Maka tinggallah wanita ini bersama seorang putranya, Anas ibn Malik. Ummu Salim kemudian

  • Senin, 23 Desember 2013 20:06 WIB Khadijah Disediakan Rumah Permata di Surga

    Waktu dluha di salah satu sudut kota Makah. Khadijah tengah bercanda ria bersama sahabat-sahabat ciliknya. Tanpa diketahui dari mana datangnya, tahu-tahu muncul seorang Yahudi dan berhenti tepat di depan mereka. Sambil tertawa sejadi-jadinya, si Yahudi berteriak, Telah tiba masa kedatangan nabi terakhir! Siapa

Memuat Data...

Siapkan Identitas
Khusus Warga Kecamatan Pragaan