Media Dakwah

BUMIAswaja

Media Dakwah MWCNU Pragaan

Menguak Tadwin Hadis dan Historiografi Islam

Selasa, 24 Desember 2013 09:39 WIB
278x Buletin-khidmah Resensi

Oleh Maghfur RM*)

 

Judul buku      : Arus Tradisi Tadwin Hadis dan Historiografi Islam, Kajian Lintas Aliran

Penulis             : Dr. Saifuddin, M.Ag.

Penerbit           : Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Cetakan           : 1, Desember 2012

Tebal               : xviii+ 550 Halaman

 

Referensi Islam paling otentik setalah al-Quran adalah al-Hadis. Sejarahnya, pengumpulan dan pembukuan (tadwin) hadis menjalani fase-fase panjang dan pelik, juga disertai kontroversi. Kontroversi itu akan bertambah komplit bila ditarik pada aliran-aliran yang ada dalam Islam, terutama Sunni, Syi’ah, Khawarij, dan aliran-aliran lainya. Tiap aliran mempunyai  tradisi tadwin hadis sendiri-sendiri. Ideologi dan politik menjadi faktor utama dalam perbedaan itu. Misalnya, ulama Sunni cenderung mendiamkan tadwin hadis golongan Syi’ah, begitu pula sebaliknya. Pendiaman ini bukan terjadi secara kebetulan melainkan atas dasar pertimbangan otoritas, referensi, epistemologi, dan ideologi.

Dinamika proses tadwin hadis banyak memberikan kontribusi nyata pada penulisa sejarah (historiografi) Islam. Pengaruh ini sangat penting diungkapkan karena selama ini ada asumsi  bahwa historiografi Islam dipengaruhi budaya luar Islam semata. Maka, buku yang disusun oleh Dr, Saifuddin, M.Ag. ini sangat pas untuk menguak tradisi tadwin hadis dan historiografi Islam dengan kajian lintas aliran sekaligus menepis anggapan bahwa pengaruh itu tidak benar. Nyata, kontribusi itu tidak hanya terbatas pada penyediaan materi penulisan sejarah Islam dalam bentuk biografi (sirah) dan ekspedisi meliter (maghazy), akan tetapi yang lebih prioritas adalah menyangkut metode pengumpulan sumber, metode kritik sumber, dan cara penyusunan karya Islam.

Buku yang cukup tebal ini menyajikan arus tradisi pengumpulan dan pembukuan (kompilasi dan kodifikasi) hadis dengan komprehensif, lengkap dengan historiografi Islam lintas aliran. Buku ini menjelaskan relasi antara tadwin hadis dan historiograsi Islam dalam tinjaun konseptual. Dengan buku ini, akan menemukan konsep dan bentuk dasar tadwin serta perkemabangan historiografi Islam yang lebih cemerlang. Bahkan cikal-bakal historiografinya terungkap dengan jelentreh. Serta bisa tahu, bahwa  sejumlah sahabat memiliki penguasaan yang baik di bidang fikih (hadis hukum), sementara yang lainnya dianggap ahli di bidang maghazy (hadis historis), dll. Mereka tampak hati-hati dan kritis terhadap hadis-hadis hukum, dan sebaliknya agak longgar ketika mengahadapi hadis-hadis historis (hal. 65). Sikap ini bukan bentuk diskriminasi, karena pada realitanya mereka telah menghimpun hadis-hadis hukum, sirah, dan maghazy sekaligus.

Berikutnya, menelaah ulang sejarah tadwin hadis dalam perspektif lintas aliran. Periode permulaan, tradisi tulis-menulis di Jazirah Arabia mengenai awal dokumentasi hadis tertulis. Yang kemudian muncul shahifah-shahifah sahabat yang menyikapi terhadap dokumentasi tersebut. Di antaranya, Shahifat Ibn Jubair, Shahifat Sulaiman Ibnu Qais al-Yasykury, Shahifat Muhammad Ibn ‘Aly Ibn Abi Thalib Ibn al-Hanafiyyah, Kitab Muhammad Ibn ‘Aly al-Baqir, Musnad Imam Zaid, dan Shahifat Hammad Ibn Munabbih. Berbeda dengan periode tabiin, mereka melangkah ke dokumentasi tertulis hadis secara resmi dan publik. Hal ini berlangsung di era Umar Bin Abdul Aziz.

Pada periode Atba’ al-Tabiin lahir karya-karya hadis yang sistematis. Bahkan, kajian ini bisa menemukan karakterisitik tadwin hadis dan kompilasi-kompilasi hadis dari generasi itu. Nah, pada periode Atba’ Atba’ al-Atbiin muncul kitab-kitab hadis utama kalangan Sunni. Kodifikasi hadis sepanjang periode ini banyak mengalami perkembangan. Sebab, telah dilakukan pemilihan atau pemisahan antara hadis Nabi dengan pendapat-pendapat  para sahabat, dan fatwa-fatwa tabiin. Juga, sudah mulai ada perhatian terhadap penjalasan tentang kesahihan dan kedaifannya.

Puncak keemasan perjalanan historis kompilasi-kompilasi hadis dicapai pada generasi Atba’ Atba’ al-Tabiin. Khususnya, Ahl Sunnah Wal Jamaah. Hal ini ditandai dengan lahirnya enam kitab utama yang dikenal dengan al-Kitabu al-Sittah. Yakni, Shahih al-Bukhari (W. 256 H), Shahih Muslim (W. 261 H), Sunan Abi Dawud (W. 275 H), Jami’ al-Tarmidziy (W. 279 h), Sunan al-Nasa’iy (W. 303 H), dan Sunan Ibn Majah (W. 273). Masih banyak kitab-kitab hadis lainnya yang semasa dengan itu.

Kemudian, telaah konstruksi metodologis tadwin hadis dalam perspektif Sunnah-Syi’ah. Secara metodologis, langkah pertama yang dilakukan adalah pegumpulan hadis (Jami’ al-Hadis) atau meminjam terminologi pakar sejarah dikatakan dengan pengumpulan sumber (Jam’ al-Ushul) atau heuristik. Kajian metodelogi pengumpulan sumber hadis dan jejak peninggalan hadis ini dilakukan oleh ahli sejarah dan juga ahli hadis. Pakar sejarah menempuh cara yang bersifat teoritis sedangkan pakar hadis secara praktis, juga telah menempuh langkah yang sama (dengan pakar sejarah). Dan penjelasan mengenai kinerja para ahli hadis dalam perjalanan ilmiah mencari hadis.

Lalu, bagaimana kontribusi tadwin hadis dalam arus perkembangan historiografi Islam. Pelacakan kontribusi ini difokuskan pada empat lemen penting. Yaitu, kontribusi literatur hadis sebagai sumber informasi historiografi Islam, metode pengumpulan hadis terhadap historiografi Islam, metode kritik hadis terhadap historiografi Islam, dan metode penyusunan kitab hadis terhadap historiografi Islam.

Begitu lihai Dr. Syaifuddin, M.A.g. dalam menyampaikan gagasan-gagasan arus tradisi tadwin hadis dan historiografi Islam, hingga jabaran-jabaran dalam buku ini mudah dimengerti. Buku hadir dengan pengjelasan yang sarat referensi dan dengan kajian lintas aliran. Pencerahan-pencerahan seperti ini memang sangat signifikan dalam diskursus keagamaan (Islam) untuk melepas fanatisme dan menemukan intelegensi religi yang komprehensif kualitatif. ()

 

*) Mahsiswa UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, Alumni PP. Darul Ihsan Pakamban Daya

  • Ahad, 8 Februari 2015 09:06 WIB Mencium Tangan Guru Dianjurkan

    DISKRIPSI MASALAH Salah satu tradisi warga NU ketika bertemu warga NU lainnya mereka berjabat tangan (asalaman). Bahkan tidak hanya sekedar itu, akan tetapi ada pula yang sampai mencium tangan dengan alasan takdzim, apabila yang mereka jumpai adalah orang alim atau gurunya.   PERTANYAAN Bagaimana

  • Ahad, 8 Februari 2015 08:45 WIB Sosialisasi Korporatisasi Garam Rakyat

    Sosialisasi korporatisasi garam rakyat makin gencar dilakukan PBNU. Seperti yang dilakukan hari Sabtu (7-2-2015) di kantor MWC NU Pragaan, Tim sosialisasi bersama Ketua PCNU Sumenep jumpai petani garam rakyat yang ada di MWC NU Pragaan. Dalam arahannya Ketua Tim Rokib Ismail mengatakan bahwa pemerintah akan

  • Ahad, 1 Februari 2015 22:49 WIB NU Pragaan Mulai Gencarkan Info KARTANU

    Jaddung menjadi ranting NU pertama yang didatangi Tim Kartanu MWC NU Pragaan. Setelah pagi harinya membentuk TIM, sore harinya Ahad (1-2-2015) di kediaman KH. Asnawi Sulaiman PP Al-Ihsan Jaddung TIM Kartanu sosialisasikan Kartanu kepada pengurus dan warga yang ikut perkumpulan ranting. Rais Syuriyah KH. Moh.

  • Sabtu, 31 Januari 2015 22:47 WIB PWNU Ajak PCNU Genjot Kartanu Jilid II

    Meskipun sepanjang pagi diguyur hujan, tak menyurutkan PWNU merapat dengan PCNU dan MWC NU se Kabupaten Sumenep, sabtu (31-01-2015). PWNU sebutkan perolehan Kartanu Sumenep baru 17.000. Jumlah ini masih terbilang sedikit bila dibandingkan dengan PCNU lain. Padahal Sumenep potensi kewargaannya kuat. KH.

  • Rabu, 28 Januari 2015 04:06 WIB LPNU Study Pengelolaan Penggemukan Sapi

    Takut keliru dalam memulai usaha penggemukan ternak, pengurus LPNU adakan study awal pendirian kandang komunal, dan pemeliharaan sapi, pada hari Rabu, 28 Januari 2015. Lokasi study  yang dipilih adalah Kelompok Tani di Pamekasan Madura. Kelompok tani ini telah punya banyak pengalaman mengikuti pendidikan

  • Jumat, 23 Januari 2015 04:10 WIB LPNU Pertajam Program Penggemukan Sapi

    Sehari setelah dilantik, Lembaga Perekonomian NU Pragaan langsung tancap gas gelar rapat lanjutan di Kantor MWC NU Pragaan, Jum’at, 23 Januari 2015 M. Rapat yang dimulai pada jam 15.00 Wib ini mempertajam program unggulan LPNU yaitu penggemukan ternak sapi dengan kandang komunal. Penggemukan sapi dengan

  • Kamis, 22 Januari 2015 15:00 WIB NU Aeng Panas Bangkit Adakan Haul Akbar

    Seolah ingin menepis anggapan ranting NU yang mati, pengurus baru Ranting NU Aeng Panas bangkit mengadakan kegiatan rutin bulanan berupa pengajian kitab dan konsolidasi, bergiliran dari rumah pengurus ke rumah pengurus lainnya. Bulan maulid tahun inipun dengan bangga mengadakan Haul Akbar dan Peringatan Maulid

  • Kamis, 2 Januari 2014 11:06 WIB Madura di Mata De Jonge

    Judul Buku : Garam, Kekerasan, dan Aduan Sapi Penulis : Huub De Jonge Penerbit : LkiS Cetakan : 2012 Tebal : xvi + 313 halaman ISBN : 979-25-5343-6   Pemahaman orang terhadap Madura terasa tidak utuh, karena tidak banyak kelompok etnis di Indonesia yang menyandang

  • Rabu, 1 Januari 2014 02:01 WIB Obat Segala Maksiat

    Arieza Qonita* Judul buku : Tobat Itu Nikmat Penulis : Asyari Khatib Penerbit : Zaman Cetakan I : Januari, 2013 Tebal : 180 halaman   Sejak awal penciptaan, manusia telah memendam potensi melakukan kesalahan dan kemaksiatan. Belum seberapa lama menghirup kemanjaan surga, Adam, bapak

  • Senin, 23 Desember 2013 20:18 WIB Menghadirkan Tuhan dalam Kehidupan

    Oleh: Asyari Khatib* Judul Buku : Lantai-Lantai Kota Penulis : Muhammad Zuhri Penerbit : Zaman, Jakarta Cetakan I : 2012 Tebal : 233 halaman Apa yang terbetik di benak kita saat mendengar kata sufi Mungkin segera terlintas sosok manusia berpenampilan tak hirau, hidup di bukit atau di hutan,

Memuat Data...

Siapkan Identitas
Khusus Warga Kecamatan Pragaan