Media Dakwah

BUMIAswaja

Media Dakwah MWCNU Pragaan

Menghadirkan Tuhan dalam Kehidupan

Senin, 23 Desember 2013 20:18 WIB
200x Buletin-khidmah Resensi

Oleh: Asy’ari Khatib*


Judul Buku      : Lantai-Lantai Kota

Penulis            : Muhammad Zuhri

Penerbit          : Zaman, Jakarta

Cetakan I        : 2012

Tebal              : 233 halaman

Apa yang terbetik di benak kita saat mendengar kata sufi? Mungkin segera terlintas sosok manusia berpenampilan tak hirau, hidup di bukit atau di hutan, atau mengurung diri di rumah dengan aktivitas utama berzikir dan bershalat. Citra seperti ini biasanya dibentuk oleh apa yang kita rekam dari sejarah hidup para sufi tempo dulu. Dan, tentu saja itu bukan citra yang salah. Citra yang kemudian mengandaikan sebuah konsep bahwa untuk menjadi sufi orang harus menempuh ritual dan jalan baku, linier, dan saklek. Tasawuf menjadi dingin, terasing, tak tersentuh, dan tercerabut dari interaksi sosial.

Muhammad Zuhri, yang disebut Emha Ainun Najib sebagai orang yang memahami tasawuf secara mendalam, lewat buku kelimanya, Lantai-Lantai Kota, inimencoba menghadirkan tasawuf dalam setiap denyut aktivitas sehari-hari. Tuhan dihadirkan sebagai ‘sosok’ yang hidup bersama kita. “Saat sendirian aku bersama Allah dalam renungan dan shalat. Saat membaur dalam masyarakat aku bersama-Nya dalam hubungan dilogis. Yang pertama untuk menggapai surgaku di akhirat, dan yang kedua untuk menikmati surgaku di dunia (hal. 144).

Ketika seorang anak muda menghadap Guru Dillah—tokoh representatif  yang menyuarakan gagasan beliau dalam buku ini—dan menyatakan maksudnya untuk berkhalwat seperti dilakukan gurunya, Muhammad, di gua Hira, Guru Dillah menjawab, “Kamu jangan aneh-aneh.  Jika kamu meniru perilaku gurumu, kamu tak kan jadi orang. Tapi, jika kamu taat mengikuti perintah dan ajarannya, kamu akan meraih apa yang kamu inginkan (hal. 76).”

Itulah wajah tasawuf yang dihadirkan Kang Muh—panggilan akrab Muhammad Zuhri. Tasawuf yang berusaha mengenal dan merasakan lebih dekat kehadiran Tuhan dalam peristiwa-peristiwa kemanusiaan. Sehingga, dengan demikian, setiap peristiwa yang terjadi dan dialami oleh manusia tidak menciptakan ketegangan, tetapi menjadi simponi yang menakjubkan.

Bagi Kang Muh, berikhtiar adalah sebentuk jalan yang mesti ditempuh. Berikhtiar tidak mengharuskan seseorang sampai kepada target yang dituju. Yang penting, lakukan ikhtiar itu karena Allah dan berbuat baik kepada makhluk Allah. Jika dilakukan seperti ini, ikhtiar akan menjadi sebuah pengabdian, dan setiap pengabdian bersentuhan dengan Tuhan serta membuahkan keberuntungan.

Berangkat dari satu pandangan dasar—bahwa untuk menemukan Allah, berdialog dengan-Nya, lalu pada akhirnya mendapat ridha-Nya, kita mesti menyambut kehadiran-Nya di tengah-tengah lingkungan dan masyarakat, serta menjalankan semua urusan-Nya untuk kemaslahatan umat—buku ini bergerak halus dan menyusup ke relung batin kita, menyentak kesadaran kita, menciptakan nuansa religius nan sakral, mengaduk spiritualitas kita, lalu mengantarkan kita ke sebuah momen ekstase ketuhanan yang hangat dan sumringah. Sebuah momen yang tak harus dirasakan saat mengucil di gua atau pendapa, tapi juga dapat dinikmati dalam pergulatan hidup di tengah hingar-bingar berbaur dengan mansusia.

Buku ini sarat dengan kejutan, dan sering menjungkir balik konsep keagamaan yang selama ini sudah kita anggap mapan. Menggugat apa yang dipandang tidak tepat—setidaknya dalam visi moral dan ketuhanan yang diyakini Kang Muh. Misalnya, ketika seorang suami mengeluhkan istrinya yang bakat berbelanja, dan ia berniat menceraikannya, Kang Muh menjawab, “Kamu yang gagal mengurus istrimu, tapi malah dia yang akan kamu ekskusi.”

Buku ini layak dibaca oleh siapa pun yang ingin memekarkan kuntum-kuntum bunga kesadarannya tentang hakikat hidup. Siapa pun yang ingin merasakan kehadiran Tuhan lebih dekat dan berinteraksi dengan-Nya secara lebih akrab dan hangat, dengan tetap menjalankan tugas dan aktivitas. “Membaurlah dengan lingkunganmu di dalam mencari rezeki dan taatilah aturannya.. Membaurlah dengan lingkunganmu dalam menambah ilmu dan ikuti disiplinnya.. Membaurlah dengan yang lain dalam menjaga batas perbuatan.. Membaurlah dengan yang lain dalam mengangkat beban bersama.. Membaurlah dengan yang lain dalam menyempurnakan diri..” (136).

*Asy’ari Khatib, Redaktur Pelaksana Buletin Khidmah, beralamat di: asyarikhatib@yahoo.com 

  • Ahad, 8 Februari 2015 09:06 WIB Mencium Tangan Guru Dianjurkan

    DISKRIPSI MASALAH Salah satu tradisi warga NU ketika bertemu warga NU lainnya mereka berjabat tangan (asalaman). Bahkan tidak hanya sekedar itu, akan tetapi ada pula yang sampai mencium tangan dengan alasan takdzim, apabila yang mereka jumpai adalah orang alim atau gurunya.   PERTANYAAN Bagaimana

  • Ahad, 8 Februari 2015 08:45 WIB Sosialisasi Korporatisasi Garam Rakyat

    Sosialisasi korporatisasi garam rakyat makin gencar dilakukan PBNU. Seperti yang dilakukan hari Sabtu (7-2-2015) di kantor MWC NU Pragaan, Tim sosialisasi bersama Ketua PCNU Sumenep jumpai petani garam rakyat yang ada di MWC NU Pragaan. Dalam arahannya Ketua Tim Rokib Ismail mengatakan bahwa pemerintah akan

  • Ahad, 1 Februari 2015 22:49 WIB NU Pragaan Mulai Gencarkan Info KARTANU

    Jaddung menjadi ranting NU pertama yang didatangi Tim Kartanu MWC NU Pragaan. Setelah pagi harinya membentuk TIM, sore harinya Ahad (1-2-2015) di kediaman KH. Asnawi Sulaiman PP Al-Ihsan Jaddung TIM Kartanu sosialisasikan Kartanu kepada pengurus dan warga yang ikut perkumpulan ranting. Rais Syuriyah KH. Moh.

  • Sabtu, 31 Januari 2015 22:47 WIB PWNU Ajak PCNU Genjot Kartanu Jilid II

    Meskipun sepanjang pagi diguyur hujan, tak menyurutkan PWNU merapat dengan PCNU dan MWC NU se Kabupaten Sumenep, sabtu (31-01-2015). PWNU sebutkan perolehan Kartanu Sumenep baru 17.000. Jumlah ini masih terbilang sedikit bila dibandingkan dengan PCNU lain. Padahal Sumenep potensi kewargaannya kuat. KH.

  • Rabu, 28 Januari 2015 04:06 WIB LPNU Study Pengelolaan Penggemukan Sapi

    Takut keliru dalam memulai usaha penggemukan ternak, pengurus LPNU adakan study awal pendirian kandang komunal, dan pemeliharaan sapi, pada hari Rabu, 28 Januari 2015. Lokasi study  yang dipilih adalah Kelompok Tani di Pamekasan Madura. Kelompok tani ini telah punya banyak pengalaman mengikuti pendidikan

  • Jumat, 23 Januari 2015 04:10 WIB LPNU Pertajam Program Penggemukan Sapi

    Sehari setelah dilantik, Lembaga Perekonomian NU Pragaan langsung tancap gas gelar rapat lanjutan di Kantor MWC NU Pragaan, Jum’at, 23 Januari 2015 M. Rapat yang dimulai pada jam 15.00 Wib ini mempertajam program unggulan LPNU yaitu penggemukan ternak sapi dengan kandang komunal. Penggemukan sapi dengan

  • Kamis, 22 Januari 2015 15:00 WIB NU Aeng Panas Bangkit Adakan Haul Akbar

    Seolah ingin menepis anggapan ranting NU yang mati, pengurus baru Ranting NU Aeng Panas bangkit mengadakan kegiatan rutin bulanan berupa pengajian kitab dan konsolidasi, bergiliran dari rumah pengurus ke rumah pengurus lainnya. Bulan maulid tahun inipun dengan bangga mengadakan Haul Akbar dan Peringatan Maulid

  • Kamis, 2 Januari 2014 11:06 WIB Madura di Mata De Jonge

    Judul Buku : Garam, Kekerasan, dan Aduan Sapi Penulis : Huub De Jonge Penerbit : LkiS Cetakan : 2012 Tebal : xvi + 313 halaman ISBN : 979-25-5343-6   Pemahaman orang terhadap Madura terasa tidak utuh, karena tidak banyak kelompok etnis di Indonesia yang menyandang

  • Rabu, 1 Januari 2014 02:01 WIB Obat Segala Maksiat

    Arieza Qonita* Judul buku : Tobat Itu Nikmat Penulis : Asyari Khatib Penerbit : Zaman Cetakan I : Januari, 2013 Tebal : 180 halaman   Sejak awal penciptaan, manusia telah memendam potensi melakukan kesalahan dan kemaksiatan. Belum seberapa lama menghirup kemanjaan surga, Adam, bapak

  • Senin, 23 Desember 2013 20:18 WIB Menghadirkan Tuhan dalam Kehidupan

    Oleh: Asyari Khatib* Judul Buku : Lantai-Lantai Kota Penulis : Muhammad Zuhri Penerbit : Zaman, Jakarta Cetakan I : 2012 Tebal : 233 halaman Apa yang terbetik di benak kita saat mendengar kata sufi Mungkin segera terlintas sosok manusia berpenampilan tak hirau, hidup di bukit atau di hutan,

Memuat Data...

Siapkan Identitas
Khusus Warga Kecamatan Pragaan