Media Dakwah

BUMIAswaja

Media Dakwah MWCNU Pragaan

MUHAMMAD

Senin, 23 Desember 2013 20:22 WIB
260x Buletin-khidmah Puisi

Nan jauh di sana


Di lorong Salam yang tenang


Di sepetak bangunan yang remang


Di kampung Tihamah yang lengang


Di jantung Bakkah yang gersang


Sinar misterius menghunjam persada


Membedah malam pertengahan Rabiul Awal


Sebuah jeritan bayi Malakuti


Melambung mengoyak angkasa Ummul Qura


Gemerincing lampu-lampu kristal istana Khosro Parwiz


mengisyaratkan sebuah peristiwa


Dentang-dentang lonceng raksasa Gereja Roma


mengumandangkan sebuah warta


Debam-debam gegajah Abrahah yang berjatuhan


beradu bagai genderang laga


Kelepak sayap merpati yang menari di atas Makkah


bersusulan laksana rebana pesta


Lalu terdengar kumandang


Selamat menggigil cukong-cukong tamak


Selamat berhamburan tuhan-tuhan bertulang


Selamat berjatuhan raja-raja jorok


Selamat bangkrut saudagar-saudagar budak


Berpestalah, hai kuli-kuli gratis juragan Quraisy


Bergembiralah, hai kaum buruh di ladang Umayyah


Kumandangkan lagu kemerdekaan


Gelarlah permadani merah demi menyambutnya


Mentari menyingsing dan menyongsong


Purnama menyeruak dan menyapa


Gemintang berkilau dan menyambut


Pelangi berhias dan mendaulat


Ka’bah menyala mengucapkan:


 “Selamat Datang!”


“Selamat Lahir!”


Kepada debur ombak rabbani yang bergulung menghempas buih syaitani


Kepada desah nafas subuh yang berhembus lembut segarkan pori-pori fitrah


Kepada sepoi-sepoi sejuk yang meniup pucuk dedaunan kurma


Kepada simponi tangkai zaitun yang bergesekan laksana biola


Kepada untaian syair ilahi yang abadi


Kepada rangkaian firman yang suci


Kepada Sang Rahmat


Kepada Dia yang bernama MUHAMMAD


Bertapa dalam gua Tsur


Bersemedi dalam lembah Hira


Menggigil dalam kesendirian lereng Arafah


Bergejolak dalam pesta malaikat


Menanggalkan busana raga


Hilang dalam Ada


Dilumuri kotoran unta di Haram


Bermandikan darah di Uhud


Bersenda jenaka di hadapan yatim


Bergaul dengan kaum cacat dan kusta


Berjalan menunduk di keramaian


Mencium tangan pekerja kasar


Pemaaf kala berkuasa


Membantu sebelum diminta


Bermurah dengan senyum


Menggali parit dan sumur


Tidur dengan bantal batu


Dan berseru….


Akulah Sang Utusan


Akulah MUHAMMAD


Kini, lihatlah dia sedang melihat kita dengan mata kecewa


Kita yang sedang nongkrong di atas fosil-fosil kebodohan


Kita yang makin terampil menjadi bangsa yang latah


Kita yang sudah kehilangan etika ketimuran


Kita yang menjadi konsumen dan pemuja raga


Kita yang sibuk mempertontonkan lakon anarkisme


Kita yang sudah menjadi kue ulang tahun dalam pesta para musuh


Kita yang tak lagi bisa hidup rukun dan menghargai perbedaan


Kita yang sebenarnya tak mengenal MUHAMMAD


Duhai MUHAMMAD


Di tengah umatmu


Ada segelintir orang yang mengusung jargon-jargon agama


Lalu melakukan penafsiran teks


Sambil menyemburkan tuduhan sesat kepada kelompok lain


Di tengah kami ada yang merasa telah menjadi muslim sejati


Hanya dengan menggelindingkan butir-butir kaca


Duhai MUHAMMAD!


Di tengah kami


Ada segelintir orang yang bermain-main dengan nasib bangsa


dengan memperkaya diri dan melakukan pengkhiatan: KORUPSI


Di tengah kami


Ada segerombolan manusia rakus yang melakukan penebangan liar


pencemaran lingkungan, penggusuran demi keindahan kota,


dan eksploitasi kekayaan alam seenaknya saja


Karena itu, berilah kami syafaat


agar kami dapat menemukan jati diri kami


sebagai bangsa yang bermoral, terhormat, rukun,


bersikap jujur dalam kehidupan ini,


serta berakhlakul karimah seperti yang engkau teladankan


Maafkanlah kami, maafkanlah kami.


Puisi: Hayatul Islam

  • Ahad, 8 Februari 2015 09:06 WIB Mencium Tangan Guru Dianjurkan

    DISKRIPSI MASALAH Salah satu tradisi warga NU ketika bertemu warga NU lainnya mereka berjabat tangan (asalaman). Bahkan tidak hanya sekedar itu, akan tetapi ada pula yang sampai mencium tangan dengan alasan takdzim, apabila yang mereka jumpai adalah orang alim atau gurunya.   PERTANYAAN Bagaimana

  • Ahad, 8 Februari 2015 08:45 WIB Sosialisasi Korporatisasi Garam Rakyat

    Sosialisasi korporatisasi garam rakyat makin gencar dilakukan PBNU. Seperti yang dilakukan hari Sabtu (7-2-2015) di kantor MWC NU Pragaan, Tim sosialisasi bersama Ketua PCNU Sumenep jumpai petani garam rakyat yang ada di MWC NU Pragaan. Dalam arahannya Ketua Tim Rokib Ismail mengatakan bahwa pemerintah akan

  • Ahad, 1 Februari 2015 22:49 WIB NU Pragaan Mulai Gencarkan Info KARTANU

    Jaddung menjadi ranting NU pertama yang didatangi Tim Kartanu MWC NU Pragaan. Setelah pagi harinya membentuk TIM, sore harinya Ahad (1-2-2015) di kediaman KH. Asnawi Sulaiman PP Al-Ihsan Jaddung TIM Kartanu sosialisasikan Kartanu kepada pengurus dan warga yang ikut perkumpulan ranting. Rais Syuriyah KH. Moh.

  • Sabtu, 31 Januari 2015 22:47 WIB PWNU Ajak PCNU Genjot Kartanu Jilid II

    Meskipun sepanjang pagi diguyur hujan, tak menyurutkan PWNU merapat dengan PCNU dan MWC NU se Kabupaten Sumenep, sabtu (31-01-2015). PWNU sebutkan perolehan Kartanu Sumenep baru 17.000. Jumlah ini masih terbilang sedikit bila dibandingkan dengan PCNU lain. Padahal Sumenep potensi kewargaannya kuat. KH.

  • Rabu, 28 Januari 2015 04:06 WIB LPNU Study Pengelolaan Penggemukan Sapi

    Takut keliru dalam memulai usaha penggemukan ternak, pengurus LPNU adakan study awal pendirian kandang komunal, dan pemeliharaan sapi, pada hari Rabu, 28 Januari 2015. Lokasi study  yang dipilih adalah Kelompok Tani di Pamekasan Madura. Kelompok tani ini telah punya banyak pengalaman mengikuti pendidikan

  • Jumat, 23 Januari 2015 04:10 WIB LPNU Pertajam Program Penggemukan Sapi

    Sehari setelah dilantik, Lembaga Perekonomian NU Pragaan langsung tancap gas gelar rapat lanjutan di Kantor MWC NU Pragaan, Jum’at, 23 Januari 2015 M. Rapat yang dimulai pada jam 15.00 Wib ini mempertajam program unggulan LPNU yaitu penggemukan ternak sapi dengan kandang komunal. Penggemukan sapi dengan

  • Kamis, 22 Januari 2015 15:00 WIB NU Aeng Panas Bangkit Adakan Haul Akbar

    Seolah ingin menepis anggapan ranting NU yang mati, pengurus baru Ranting NU Aeng Panas bangkit mengadakan kegiatan rutin bulanan berupa pengajian kitab dan konsolidasi, bergiliran dari rumah pengurus ke rumah pengurus lainnya. Bulan maulid tahun inipun dengan bangga mengadakan Haul Akbar dan Peringatan Maulid

  • Jumat, 3 Januari 2014 01:04 WIB Berburu Tahta

    Akhir Agustus, tahun lalu Saat musim panas bergulir ke musim gugur Sungai-sungai meninggalkan hutan Dan mengalir ke lahan terbuka Di lahan basah musim gugur nanti, Mereka akan berebut wilayah lagi Februari, suhu udara terus meningkat Dorongan untuk mencari mangsa turut

  • Jumat, 3 Januari 2014 01:03 WIB Mujahid

    Oleh Imam Sutaji, S.PdI   Di kala budi hancur punah Di saat iman insan tergoyah Datang mujahid membawa hidayah Pahlawan agama yang gagah   Penghidup akhlaq yang karimah Pembasmi tingkah laku sayyiah Pemimpin umat yang berjasa Handal pendekar lagi

  • Kamis, 2 Januari 2014 11:20 WIB Sajak Untukmu, Sahabat

    Faizi Umar, siswa kelas akhir MA Darul Ihsan Gumpalan awan di langit biru Bercerita tentang kisah kita Saat deras hujan bagai air mata Dan cerah mentari jadi lukisan wajah kita Warna pelangi di langit biru Hanya jadi saksi bisu tentang perjalanan kita Warna warni sejarahpun indah terlukis di dinding

  • Kamis, 2 Januari 2014 11:16 WIB Aku bukan Siapa-Siapanya Siapa

    Izzatunnashihah, siswi kelas x PP. Darul Ihsan Pakamban Daja Pragaan Sumenep   Aku bukan mercusuar. Yang menjadi tanda bagi yang bersampan Hingga aku akan menawan. Dari sinar yang tertahan. Padahal hidup telah menantikan. Untuk tak sekadar berangan   Aku bukan kopi panas. Yang

  • Rabu, 1 Januari 2014 04:18 WIB Ombak Bertubuh Cermin

    Oleh: SIFA   Duri-duri permata Terlukis berdaun bianglala Perca-perca suci Berbisikk tak bermelodi Menari-nari di carta bumantara Berjatuhan dari langit yang terluka Deras terjatuh di pesisir rindu Tanpa nafas tanpa sayap Hanya puisi yang tiada lelap Lembung Barat,

  • Rabu, 1 Januari 2014 04:16 WIB Tangisan Sembilu untuk Sang Sobat

    Abdilhaq aminurrohman, siswa MA Al-Ibrohimiy Masaran dalam rangkulan selimut malam, berjuta warna bertabur dalam relung kalbu, mengingat persahabatan kita. berjuta maut kepedihan, berdarahkan air mata, kau genggam dengan sendu tangismu.sergapan pelangi kematian, tanda bintangmu redup dalam terjalnya lara di

  • Senin, 23 Desember 2013 20:22 WIB MUHAMMAD

    Nan jauh di sana Di lorong Salam yang tenang Di sepetak bangunan yang remang Di kampung Tihamah yang lengang Di jantung Bakkah yang gersang Sinar misterius menghunjam persada Membedah malam pertengahan Rabiul Awal Sebuah jeritan bayi Malakuti Melambung mengoyak angkasa Ummul Qura Gemerincing

Memuat Data...

Siapkan Identitas
Khusus Warga Kecamatan Pragaan